.jpeg)
Kegiatan VCT di Desa Gembonganmekar: Upaya Serius Cegah dan Tangani HIV/AIDS
Gembonganmekar – Puskesmas Gembongan kembali menunjukkan komitmennya dalam upaya pencegahan dan penanganan HIV/AIDS dengan melaksanakan kegiatan VCT (Voluntary Counseling and Testing) atau Konseling dan Tes HIV secara Sukarela di Desa Gembonganmekar, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu (tanggal dapat ditambahkan), bertempat di balai desa, dan dihadiri oleh warga dari berbagai kalangan.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh dua petugas kesehatan dari Puskesmas Gembongan, yaitu Ibu Hapy selaku penanggung jawab layanan kesehatan dasar, dan Ibu PTM (Penyakit Tidak Menular) yang mendampingi dalam pelaksanaan konseling dan pengambilan sampel darah untuk tes HIV.
Edukasi dan Konseling Sebelum Tes
Dokumentasi video admin desa
Sebelum pelaksanaan tes, warga terlebih dahulu mengikuti sesi edukasi dan konseling tentang HIV/AIDS. Dalam sesi ini, Ibu Hapy menjelaskan secara rinci mengenai apa itu HIV dan AIDS, cara penularannya, pencegahannya, serta pentingnya mengetahui status HIV sejak dini.
“VCT ini dilakukan bukan semata untuk mencari siapa yang positif, tapi lebih kepada edukasi dan pencegahan. Dengan mengetahui status HIV lebih awal, seseorang bisa mendapatkan pengobatan dan perawatan yang tepat sehingga kualitas hidupnya tetap baik,” jelas Ibu Hapy.
Ibu PTM menambahkan bahwa kegiatan ini juga bertujuan menghilangkan stigma negatif terhadap penderita HIV/AIDS, dan mendorong masyarakat untuk lebih terbuka dalam melakukan pemeriksaan secara sukarela.
Tes Dilakukan Secara Rahasia dan Sukarela
Tes dilakukan dengan metode pengambilan sampel darah melalui tusukan kecil di jari, yang kemudian dianalisis oleh petugas di tempat. Seluruh proses dilakukan dengan menjaga kerahasiaan identitas peserta, dan hasil tes hanya disampaikan secara pribadi oleh petugas setelah dilakukan konseling lanjutan.
Antusiasme masyarakat cukup tinggi dalam mengikuti kegiatan ini. Beberapa warga mengaku bahwa kegiatan VCT ini sangat membantu mereka untuk memahami isu HIV/AIDS dengan benar.
“Awalnya saya takut, tapi setelah dijelaskan oleh petugas, saya jadi paham bahwa tes ini penting untuk kesehatan kita sendiri,” ujar salah satu warga peserta VCT.
Harapan ke Depan
Dokumentasi video admin desa
Puskesmas Gembongan berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan secara berkala di berbagai desa, khususnya di wilayah yang termasuk dalam kategori rentan terhadap penularan HIV. Selain itu, petugas juga berharap masyarakat semakin terbuka dan tidak takut untuk melakukan tes secara sukarela.
Kepala Desa Gembonganmekar, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, mengapresiasi pelaksanaan VCT ini dan mengajak seluruh warganya untuk tidak ragu memanfaatkan layanan kesehatan dari puskesmas.
“Kami sangat mendukung kegiatan ini karena sangat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya dalam mencegah penyebaran penyakit berbahaya seperti HIV/AIDS,” ujarnya.
Dengan adanya kegiatan VCT di Desa Gembonganmekar ini, diharapkan menjadi langkah konkret dalam menciptakan masyarakat yang lebih sehat, sadar akan pentingnya pencegahan, serta terbebas dari stigma terhadap HIV/AIDS.
Kegiatan VCT di Desa Gembonganmekar: Upaya Serius Cegah dan Tangani HIV/AIDS
Gembonganmekar – Puskesmas Gembongan kembali menunjukkan komitmennya dalam upaya pencegahan dan penanganan HIV/AIDS dengan melaksanakan kegiatan VCT (Voluntary Counseling and Testing) atau Konseling dan Tes HIV secara Sukarela di Desa Gembonganmekar, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu (tanggal dapat ditambahkan), bertempat di balai desa, dan dihadiri oleh warga dari berbagai kalangan.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh dua petugas kesehatan dari Puskesmas Gembongan, yaitu Ibu Hapy selaku penanggung jawab layanan kesehatan dasar, dan Ibu PTM (Penyakit Tidak Menular) yang mendampingi dalam pelaksanaan konseling dan pengambilan sampel darah untuk tes HIV.
Edukasi dan Konseling Sebelum Tes
Sebelum pelaksanaan tes, warga terlebih dahulu mengikuti sesi edukasi dan konseling tentang HIV/AIDS. Dalam sesi ini, Ibu Hapy menjelaskan secara rinci mengenai apa itu HIV dan AIDS, cara penularannya, pencegahannya, serta pentingnya mengetahui status HIV sejak dini.
“VCT ini dilakukan bukan semata untuk mencari siapa yang positif, tapi lebih kepada edukasi dan pencegahan. Dengan mengetahui status HIV lebih awal, seseorang bisa mendapatkan pengobatan dan perawatan yang tepat sehingga kualitas hidupnya tetap baik,” jelas Ibu Hapy.
Ibu PTM menambahkan bahwa kegiatan ini juga bertujuan menghilangkan stigma negatif terhadap penderita HIV/AIDS, dan mendorong masyarakat untuk lebih terbuka dalam melakukan pemeriksaan secara sukarela.
Tes Dilakukan Secara Rahasia dan Sukarela
Tes dilakukan dengan metode pengambilan sampel darah melalui tusukan kecil di jari, yang kemudian dianalisis oleh petugas di tempat. Seluruh proses dilakukan dengan menjaga kerahasiaan identitas peserta, dan hasil tes hanya disampaikan secara pribadi oleh petugas setelah dilakukan konseling lanjutan.
Antusiasme masyarakat cukup tinggi dalam mengikuti kegiatan ini. Beberapa warga mengaku bahwa kegiatan VCT ini sangat membantu mereka untuk memahami isu HIV/AIDS dengan benar.
“Awalnya saya takut, tapi setelah dijelaskan oleh petugas, saya jadi paham bahwa tes ini penting untuk kesehatan kita sendiri,” ujar salah satu warga peserta VCT.
Harapan ke Depan
Puskesmas Gembongan berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan secara berkala di berbagai desa, khususnya di wilayah yang termasuk dalam kategori rentan terhadap penularan HIV. Selain itu, petugas juga berharap masyarakat semakin terbuka dan tidak takut untuk melakukan tes secara sukarela.
Kepala Desa Gembonganmekar, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, mengapresiasi pelaksanaan VCT ini dan mengajak seluruh warganya untuk tidak ragu memanfaatkan layanan kesehatan dari puskesmas.
“Kami sangat mendukung kegiatan ini karena sangat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya dalam mencegah penyebaran penyakit berbahaya seperti HIV/AIDS,” ujarnya.
Dengan adanya kegiatan VCT di Desa Gembonganmekar ini, diharapkan menjadi langkah konkret dalam menciptakan masyarakat yang lebih sehat, sadar akan pentingnya pencegahan, serta terbebas dari stigma terhadap HIV/AIDS.


